Hi, Teman Tumbuh! Bagaimana kabarmu hari ini? Kabar keluargamu? Semoga apapun yang sedang dilakukan dan dilalui, muaranya adalah ketenangan hati ya!

Pada artikel ini, Badiblum akan membagikan beberapa fakta menarik tentang keluarga! Sudah siap belajar hal baru? Silakan simak fakta-fakta menarik berikut ini!

  1. Susunan genetik kita lebih mirip ayah dibandingkan ibu. Sebuah studi yang dilakukan di University of North Carolina menemukan bahwa dalam hal susunan genetik mamalia lebih mirip dengan ayahnya dibanding ibunya. Meskipun kita memperoleh jumlah kromosom yang sama besar dari kedua orang tua kita, tubuh kita sebenarnya lebih banyak menggunakan DNA yang kita peroleh dari Ayah kita selama proses mutasi. Dominasi DNA ayah bahkan bisa mencapai 60%, lho Teman Tumbuh. Angka yang cukup tinggi, kan?
  2. Dalam penelitian yang dilakukan di Oxford University, dikatakan bahwa keterlibatan nenek dan kakek mampu meningkatkan kesejahteraan anak. Studi yang dilakukan pada 1500 anak ini menunjukkan bahwa keluarga dengan keterlibatan yang tinggi dari nenek dan kakek menjadikan anak memiliki masalah emosi dan perilaku yang lebih rendah dalam hidupnya. Dengan kata lain, keterlibatan nenek dan kakek kita memegang peran yang cukup vital bagi perkembangan anak.
  3. Tahukah Teman Tumbuh, Ayah yang terlibat dalam pekerjaan rumah memiliki anak perempuan dengan aspirasi dan mimpi yang tinggi! Dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh jurnal Psychological Science pada 2014, dikatakan bahwa bagaimana tindakan orang tua dalam rumah tangga memiliki pengaruh bagi anak. Maksudnya, meskipun seorang ayah mendukung emansipasi wanita misalnya, namun menyerahkan pekerjaan rumah tangga sepenuhnya pada ibu (traditional families), anak perempuannya akan mengingat ini dan cenderung melihat dirinya terlibat dalam pekerjaan tradisional yang didominasi wanita. Peneliti mengambil data pada 326 anak berusia 7 sampai 13 tahun dan salah satu orang tuanya. Data menunjukkan bahwa Ayah yang membantu dalam pekerjaan rumah tangga memiliki anak perempuan yang bermimpi untuk memiliki karier yang tidak ‘tradisional’ dengan penghasilan tinggi. 
  4. Sebuah penelitian yang dilakukan di Washington State University menunjukkan bahwa adalah lebih baik bagi anak menyaksikan dinamika emosi orang tuanya, bahkan ketika emosi yang ditunjukkan adalah emosi negatif. Ini dipandang lebih baik dibanding daripada membiarkan anak merasakan ketegangan yang ditahan-tahan. Dikatakan bahwa ketika orang tua mencoba menekan emosi negatifnya, anak menyadari itu. Anak tahu ada sesuatu yang salah, dan bahayanya jika emosi negatif itu ditekan anak akan berpikir bahwa itu adalah kesalahannya. Meskipun argumen yang agresif di depan anak tidaklah baik, penelitian menunjukkan bahwa anak yang melihat orang tuanya berkonflik kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang sehat akan memiliki kemampuan regulasi emosi dan kemampuan interaksi sosial yang jauh lebih baik dibanding anak yang tidak pernah menyaksikan perubahan emosi dan penyelesaian masalah orang tuanya.
  5. Kita dapat mengenali suara Ibu kita bahkan sebelum kita lahir. Sebuah studi yang dilakukan di Queen’s University, Canada dan dipublikasikan dalam Journal Psychological Science menunjukkan bahwa detak jantung janin berdetak lebih cepat ketika mendengar rekaman suara ibunya dibanding ketika mendengar rekaman suara orang asing. Studi ini dilakukan pada janin yang sudah memasuki trimester tiga, mendekati kelahiran.

Studi lain dari Universitas Montreal pada tahun 2010 menemukan bahwa otak bayi yang baru lahir sama responsifnya dengan detak jantung janin di dalam kandungan. Ketika Ibunya menyebut ‘A’ saja misalnya, hemisfer kiri otak bayi yang baru lahir akan aktif. Sementara ketika orang asing yang bicara, hemisfer otak kanan bayi lah yang aktif. Nah Teman Tumbuh, hemisfer kanan otak kita berhubungan dengan kemampuan mengenali suara sementara hemisfer kiri bertugas memproses kemampuan bahasa serta motorik. Dengan kata lain, suara Ibu dapat meletakkan dasar bagi kata-kata pertama bayi.

Dan ternyata, kekuatan dari suara ibu ini akan terus berlangsung bahkan setelah anak melewati usia bayi, lho. Sebuah studi di tahun 2010 menyebutkan bahwa mendengar suara Ibu dapat meredakan stres yang dialami anak. Dengan mendengarkan suara ibu, hormon kortisol yang diproduksi saat kita mengalami stress akan menurun, selain itu akan terjadi peningkatan produksi hormon oksitosin atau hormon yang berkaitan dengan cinta dan kelekatan. Wah, jadi sudahkah bicara dengan Ibumu hari ini? Bicara langsung, lewat telepon, atau lewat doa juga boleh ☺

Nah, itu dia beberapa fakta menarik tentang keluarga yang berhasil kami rangkum. Adakah fakta yang relatable bagimu? Atau hal baru yang belum pernah kamu dengar sebelumnya? Sampai jumpa di artikel Badiblum berikutnya!

Sumber

Crowley, J., Zhabotynsky, V., Sun, W. et al. Analyses of allele-specific gene expression in highly divergent mouse crosses identifies pervasive allelic imbalance. Nat Genet 47, 353–360 (2015). https://doi.org/10.1038/ng.3222 

Griggs, J., Tan, J.-P., Buchanan, A., Attar-Schwartz, S., & Flouri, E. (2009). ‘They’ve Always Been There for Me’: Grandparental Involvement and Child Well-Being. Children & Society, 200–214. https://doi.org/10.1111/j.1099-0860.2009.00215.x

University of British Columbia. (2014, May 28). Dads who do chores bolster daughters’ aspirationsScienceDaily. Retrieved November 13, 2020 from www.sciencedaily.com/releases/2014/05/140528105254.htm

Meyer, S., Raikes HA., Virmani EA., Waters, A. 2014. Parent emotion representations and the socialization of emotion regulation in the family. International Journal of Behavioral Development. 

Kisilevsky, B. S., Hains, S. M. J., Lee, K., Xie, X., Huang, H., Ye, H. H., Zhang, K., & Wang, Z. (2003). Effects of Experience on Fetal Voice Recognition. Psychological Science, 14(3), 220–224. https://doi.org/10.1111/1467-9280.02435

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *